Manajemen
berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang memiliki arti
"seni melaksanakan dan mengatur”. Manajemen
belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal.Mary Parker
Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan
melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas
mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin mendefinisikan
manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara
efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan
perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara
benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
Manajer adalah seseorang yang bekerja melalui orang lain dengan
mengoordinasikan kegiatan-kegiatan mereka guna mencapai sasaran
Tingkatan manajer
Piramida jumlah karyawan pada organisasi dengan
struktur tradisional, berdasarkan tingkatannya.
Pada organisasi berstruktur tradisional, manajer sering
dikelompokan menjadi manajer puncak, manajer tingkat menengah, dan manajer lini
pertama (biasanya digambarkan dengan bentuk piramida, di mana jumlah karyawan
lebih besar di bagian bawah daripada di puncak).
Manejemen lini pertama (first-line management), dikenal
pula dengan istilah manajemen operasional, merupakan manajemen tingkatan paling
rendah yang bertugas memimpin dan mengawasi karyawan non-manajerial yang
terlibat dalam proses produksi. Mereka sering disebut penyelia (supervisor),
manajershift, manajer area, manajer kantor, manajer departemen, atau
mandor (foreman).
Manajemen tingkat menengah (middle management) mencakup
semua manajemen yang berada di antara manajer lini pertama dan manajemen puncak
dan bertugas sebagai penghubung antara keduanya. Jabatan yang termasuk manajer
menengah di antaranya kepala bagian, pemimpin proyek, manajer pabrik, atau
manajer divisi.
Manajemen puncak (top management), dikenal pula dengan
istilah executive officer, bertugas merencanakan kegiatan dan strategi
perusahaan secara umum dan mengarahkan jalannya perusahaan. Contoh top manajemen adalah CEO (Chief Executive Officer), CIO (Chief
Information Officer), dan CFO (Chief Financial Officer).
Meskipun demikian, tidak semua organisasi dapat menyelesaikan
pekerjaannya dengan menggunakan bentuk piramida tradisional ini. Misalnya pada
organisasi yang lebih fleksibel dan sederhana, dengan pekerjaan yang dilakukan
oleh tim karyawan yang selalu berubah, berpindah dari satu proyek ke proyek
lainnya sesuai dengan permintaan pekerjaan.
Peran manajer
Henry Mintzberg, seorang ahli riset ilmu manajemen,
mengemukakan bahwa ada sepuluh peran yang dimainkan oleh manajer di tempat
kerjanya. Ia kemudian mengelompokan kesepuluh peran itu ke dalam tiga kelompok. yang pertama adalah peran antar pribadi, yaitu
melibatkan orang dan kewajiban lain, yang bersifat seremonial dan simbolis.
Peran ini meliputi peran sebagai figur untuk anak buah, pemimpin, dan
penghubung. Yang kedua adalah peran informasional, meliputi peran manajer
sebagai pemantau dan penyebar informasi, serta peran sebagai juru bicara. Yang
ketiga adalah peran pengambilan keputusan, meliputi peran sebagai seorang
wirausahawan, pemecah masalah, pembagi sumber daya, dan perunding.
Mintzberg kemudian menyimpulkan bahwa secara garis besar,
aktivitas yang dilakukan oleh manajer adalah berinteraksi dengan orang lain.[13]
Gambar ini menunjukan keterampilan yang
dibutuhkan manajer pada setiap tingkatannya.
Robert L. Katz pada tahun 1970-an mengemukakan bahwa setiap manajer membutuhkan
minimal tiga keterampilan dasar.[14] Ketiga keterampilan tersebut adalah:
1.
Keterampilan
konseptual (conceptional skill)
Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut sebagai proses perencanaan atau planning. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga meruipakan keterampilan untuk membuat rencana kerja.
Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut sebagai proses perencanaan atau planning. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga meruipakan keterampilan untuk membuat rencana kerja.
2.
Keterampilan
berhubungan dengan orang lain (humanity skill)
Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga keterampilan kemanusiaan. Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif, bersahabat, dan kebapakan akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian mereka akan bersikap terbuka kepada atasan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan, baik pada tingkatan manajemen atas, menengah, maupun bawah.
Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga keterampilan kemanusiaan. Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif, bersahabat, dan kebapakan akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian mereka akan bersikap terbuka kepada atasan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan, baik pada tingkatan manajemen atas, menengah, maupun bawah.
3.
Keterampilan
teknis (technical skill)
Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan program komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi, akuntansi dan lain-lain.
Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan program komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi, akuntansi dan lain-lain.
Selain tiga keterampilan dasar di atas, Ricky W. Griffin menambahkan dua keterampilan dasar yang perlu
dimiliki manajer, yaitu:[4]
1.
Keterampilan
manajemen waktu
Merupakan keterampilan yang merujuk pada kemampuan seorang manajer untuk menggunakan waktu yang dimilikinya secara bijaksana. Griffin mengajukan contoh kasus Lew Frankfort dari Coach. Pada tahun 2004, sebagai manajer, Frankfort digaji $2.000.000 per tahun. Jika diasumsikan bahwa ia bekerja selama 50 jam per minggu dengan waktu cuti 2 minggu, maka gaji Frankfort setiap jamnya adalah $800 per jam—sekitar $13 per menit. Dari sana dapat kita lihat bahwa setiap menit yang terbuang akan sangat merugikan perusahaan. Kebanyakan manajer, tentu saja, memiliki gaji yang jauh lebih kecil dari Frankfort. Namun demikian, waktu yang mereka miliki tetap merupakan aset berharga, dan menyianyiakannya berarti membuang-buang uang dan mengurangi produktivitas perusahaan.
Merupakan keterampilan yang merujuk pada kemampuan seorang manajer untuk menggunakan waktu yang dimilikinya secara bijaksana. Griffin mengajukan contoh kasus Lew Frankfort dari Coach. Pada tahun 2004, sebagai manajer, Frankfort digaji $2.000.000 per tahun. Jika diasumsikan bahwa ia bekerja selama 50 jam per minggu dengan waktu cuti 2 minggu, maka gaji Frankfort setiap jamnya adalah $800 per jam—sekitar $13 per menit. Dari sana dapat kita lihat bahwa setiap menit yang terbuang akan sangat merugikan perusahaan. Kebanyakan manajer, tentu saja, memiliki gaji yang jauh lebih kecil dari Frankfort. Namun demikian, waktu yang mereka miliki tetap merupakan aset berharga, dan menyianyiakannya berarti membuang-buang uang dan mengurangi produktivitas perusahaan.
2.
Keterampilan
membuat keputusan
Merupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik dalam memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan adalah yang paling utama bagi seorang manajer, terutama bagi kelompok manajer atas (top manager). Griffin mengajukan tiga langkah dalam pembuatan keputusan. Pertama, seorang manajer harus mendefinisikan masalah dan mencari berbagai alternatif yang dapat diambil untuk menyelesaikannya. Kedua, manajer harus mengevaluasi setiap alternatif yang ada dan memilih sebuah alternatif yang dianggap paling baik. Dan terakhir, manajer harus mengimplementasikan alternatif yang telah ia pilih serta mengawasi dan mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar.
Merupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik dalam memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan adalah yang paling utama bagi seorang manajer, terutama bagi kelompok manajer atas (top manager). Griffin mengajukan tiga langkah dalam pembuatan keputusan. Pertama, seorang manajer harus mendefinisikan masalah dan mencari berbagai alternatif yang dapat diambil untuk menyelesaikannya. Kedua, manajer harus mengevaluasi setiap alternatif yang ada dan memilih sebuah alternatif yang dianggap paling baik. Dan terakhir, manajer harus mengimplementasikan alternatif yang telah ia pilih serta mengawasi dan mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar.
Perusahaan adalah sutu organisasi dimana sumber daya (input)
dasar seperti bahan dan tenaga kerja dikelola serta diproses untuk menghasilkan
barang atau jasa (output) kepada pelanggan. Hampir di semua perusahaan
mempunyai tujuan yang sama, yaitu memaksimalkan laba. Jenis perusahaan
dibedakan menjadi tiga, yaotu: perusahaan manufaktur, perusahaan dagang, dan
perusahaan jasa. Sedangkan bentuk dari perusahaan itu sendiri dibedakan
menjadi: perusahaan perseorangan dan persekutuan (perseroan).
Berikut ini adalah pengertian dan definisi perusahaan:
# MOLENGRAAFF
Perusahaan adalah keseluruhan perbuatan yang dilakukan secara
terus menerus, bertindak keluar, untuk memperoleh penghasilan dengan cara
memperdagangkan atau menyerahkan barang atau mengadakan perjanjian perdagangan
# PEMERINTAH HINDIA BELANDA
Perusahaan adalah keseluruhan perbuatan, yang dilakukan secara
tidak terputus-putus, dengan terang-terangan, dalam kedudukan tertentu dan
untuk mencari laba (bagi diri sendiri)
# UU No.8 TAHUN 1997, PASAL 1 (1)
Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang melakukan kegiatan
secara tetap dan terus-menerus dengan memperoleh keuntungan dan atau laba
bersih, baik yang diselenggarakan oleh orang perorangan maupun badan usaha yang
berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum, yang didirikan dan berkedudukan
dalam wilayah negara RI
manajemensebagai seni atau proses dalam menyelesaikan
sesuatu yang terkait dengan pencapaian tujuan. (Ernie & Kurniawan, 2005).
<strong>Definisi manajemen lainnya adalah sebuah proses yang dilakukan
untuk mewujudkan tujuan organisasi melalui rangkain kegiatan berupa
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian orang-orang serta
sumber daya organisasi lainnya (Nickels, McHugh and McHugh, 1997). Dan ada pula
yang menuliskan <strong>pengertian manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan sesuatu
melalui orang lain (Follet, 1997)
Aktivitas manajemen
Manajemen keuangan berhubungan
dengan 3 aktivitas, yaitu :
2.
Aktivitas perolehan dana, yaitu aktivitas untuk mendapatkan sumber
dana, baik dari sumber dana internal maupun sumber dana eksternal perusahaan.
3.
Aktivitas pengelolaan aktiva, yaitu
setelah dana diperoleh dan dialokasikan dalam bentuk aktiva, dana
harus dikelola seefisien mungkin.
yang dibutuhkan Manajer
Proyek:
• Karakter Pribadinya
• Karakteristik Kemampuan Terkait dengan Proyek yang Dikelola
• Karakteristik Kemampuan Terkait dengan Tim yang Dipimpin
• Karakter Pribadinya
• Karakteristik Kemampuan Terkait dengan Proyek yang Dikelola
• Karakteristik Kemampuan Terkait dengan Tim yang Dipimpin
proses majemen
Hubungan atau peranan
PERAN SISTEM INFORMASI BAGI level MANAJEMEN
Manajemen membutuhkan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan yang akan dilakukan. Sumber informasi bisa berasal dari informasi Eksternal dan informasi Internal (berasal dari hasil operasi PDE/NON PDE) Eksternal (peraturan pemerintah, trend dan budaya, politik, ekonomi, pasar, pasar produk, pesaing dll).
Supaya informasi yang dihasilkan oleh sistem infor dapat mengena dan berguna bagi manajemen, maka analis sistem harus mengetahui kebutuhan informasi yang diinginkan oleh manajemen. Untuk itu maka analis sistem harus mengerti terlebih dahulu apa kegiatan dari manajemen untuk masing-masing tingkatan dan bagaimana tipe keputusan yang akan diambil. Akhirnya diharapkan informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi akan dapat mengena sesuai dengan yang dibutuhkan manajemen.
Manajemen membutuhkan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan yang akan dilakukan. Sumber informasi bisa berasal dari informasi Eksternal dan informasi Internal (berasal dari hasil operasi PDE/NON PDE) Eksternal (peraturan pemerintah, trend dan budaya, politik, ekonomi, pasar, pasar produk, pesaing dll).
Supaya informasi yang dihasilkan oleh sistem infor dapat mengena dan berguna bagi manajemen, maka analis sistem harus mengetahui kebutuhan informasi yang diinginkan oleh manajemen. Untuk itu maka analis sistem harus mengerti terlebih dahulu apa kegiatan dari manajemen untuk masing-masing tingkatan dan bagaimana tipe keputusan yang akan diambil. Akhirnya diharapkan informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi akan dapat mengena sesuai dengan yang dibutuhkan manajemen.
erdapat 3 (tiga) jenis perusahaan yang beroperasi untuk
menghasilkan laba, yaitu perusahaan manufaktur, perusahaan
dagang, dan perusahaan jasa. Setiap jenis perusahaan
memiliki karakteristik tersendiri. Karakteristik perusahaan
tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Perusahaan
manufaktur Perusahaan ini
mengubah input dasar menjadi produk jadi yang akan dijual kepada
masing-masing pelanggan. Contoh perusahaan yang tergolong dalam perusahaan
manufaktur, seperti PT Gudang Garam dengan produk utamanya adalah rokok,
PT Unilever yang menghasilkan barang-barang konsumsi, seperti pasata gigi,
sabun mandi, dan sebagainya.
2.
Perusahaan
dagang Perusahaan ini
juga menjual produk ke pelanggan, tetapi perusahaan ini tidak memproduksi
sendiri barang yang akan dijual. Perusahaan membeli dari perusahaan lain
barang yang akan dijualnya. Contoh perusahaan dagang adalah Alfamart,
Alfa, Hero, dan sebagainya.
3.
Perusahaan
jasa Perusahaan ini
menghasilkan jasa, bukan barang atau produk yang kasat mata. Contoh
perusahaan ini adalah Hotel Santika, Biro Perjalanan Shafira, dan
sebagainya.
Informasi
merupakan salah satu faktor penting dalam keberlangsungan bisnis dan kesehatan
tata kelola organisasi. Tingkat kebutuhan akan informasi di masing-masing
perusahaan pun tentu akan beragam dan berbeda-beda.
Terkait
dengan hal tersebut, maka informasi yang dibutuhkan karyawan didalam organisasi
tentu segala jenis informasi yang berkaitan dengan bidang usaha perusahaan dan
posisi/jabatan serta peran/tanggungjawab seorang karyawan.
Secara
sederhana jika dapat kami contohkan; tingkat kebutuhan informasi seorang
manajer keuangan dibandingkan dengan seorang direktur keuangan akan berbeda.
Sang manajer yang membutuhkan informasi keuangan seperti transaksi, trend
pasar, kinerja produk/jasa, profit, biaya, dan lain-lain yang dibutuhkan untuk
membuat analisa dan dasar keputusan bagi Sang Direktur.
Sedangkan
Sang Direktur tentu membutuhkan informasi yang lebih luas lagi untuk membuat
keputusan jangka panjang dan jangka pendek perusahaan melalui analisa yang
mendalam tentang kinerja perusahaan, dibandingkan posisi perusahaan
dibandingkan dengan pesaing, serta analisa prediksi keuangan perusahaan kedepan
dengan menggunakan simulasi skenario-skenario tertentu.
Semakin
banyak dan bervariasinya informasi yang tersedia dalam perusahaan, akan lebih
baik jika sudah diolah sesuai porsi kebutuhan masing-masing karyawan, semakin
baik pula kinerja perusahaan tersebut. Terkadang informasi yang menurut
sebagian orang tidak relevan saat ini, jika diolah dengan tepat dapat menjadi
informasi yang berharga untuk pengambilan keputusan dalam perusahaan.
Sistem
informasi manajemen (SIM)
(bahasa Inggris: management
information system, MIS) adalah bagian dari pengendalian
internal suatu
bisnis yang meliputi pemanfaatan manusia,dokumen, teknologi, dan prosedur oleh akuntansi
manajemen untuk
memecahkan masalah bisnis seperti biaya produk, layanan, atau
suatu strategi bisnis. Sistem informasi manajemen dibedakan dengan sistem informasi biasa karena SIM digunakan untuk menganalisis
sistem informasi lain yang diterapkan pada aktivitas operasional organisasi.
Secara akademis, istilah ini umumnya digunakan untuk merujuk pada kelompok
metode manajemen informasi yang bertalian dengan otomasi atau dukungan terhadap pengambilan
keputusan manusia,
misalnya sistem
pendukung keputusan, sistem pakar, dan sistem informasi eksekutif.
Bagi
perusahaan informasi yang dibutuhkan adalah
SIM merupakan kumpulan dari sistem informasi:
§ informasi akuntansi (accounting information systems), menyediakan informasi dan transaksi keuangan.
§ informasi pemasaran (marketing information systems), menyediakan informasi untuk penjualan, promosi
penjualan, kegiatan-kegiatan pemasaran, kegiatan-kegiatan penelitian pasar dan
lain sebagainya yang berhubungan dengan pemasaran.
§ informasi manajemen persediaan (inventory management information systems).
§ informasi personalia (personal information systems).
§ informasi distribusi (distribution information systems).
§ informasi pembelian (purchasing information systems).
§ informasi kekayaan (treasury information systems).
§ informasi analisis kredit (credit analysis information systems).
§ informasi penelitian dan pengembangan (research and development information systems).
§ informasi analisis software
§ informasi teknik (engineering information systems).
§ informasi Rumah Sakit (Hospital information systems).
Contoh Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan.
Tujuan.
Tujuan diadakannya perpustakaan di lingkungan kampus adalah untuk mempermudah para mahasiswa dalam mencari bahan bacaan.
Input.
- Nama peminjam.
- Tanggal peminjaman.
- Jumlah buku yang di pinjam.
Proses.
Proses meminjam buku di perpustakaan, biasanya membuat kartu perpustakaan terlebih dahulu/ menggunakan KTM (Kartu Tanda Mahasiswa), lalu registrasi, setelah itu kita bisa langsung memilih buku mana yang kita perlukan.
Output.
Output setelah kita melakukan proses tersebut adalah buku yang kita pinjam.
Mekanisme kontrol.
Biasanya buku – buku di perpustakaan dikontrol setiap minggunya.
Lingkungan.
Selain mahasiswa, staff dan dosen juga diperkenankan meminjam buku di perpustakaan.
Tujuan.
Tujuan diadakannya perpustakaan di lingkungan kampus adalah untuk mempermudah para mahasiswa dalam mencari bahan bacaan.
Input.
- Nama peminjam.
- Tanggal peminjaman.
- Jumlah buku yang di pinjam.
Proses.
Proses meminjam buku di perpustakaan, biasanya membuat kartu perpustakaan terlebih dahulu/ menggunakan KTM (Kartu Tanda Mahasiswa), lalu registrasi, setelah itu kita bisa langsung memilih buku mana yang kita perlukan.
Output.
Output setelah kita melakukan proses tersebut adalah buku yang kita pinjam.
Mekanisme kontrol.
Biasanya buku – buku di perpustakaan dikontrol setiap minggunya.
Lingkungan.
Selain mahasiswa, staff dan dosen juga diperkenankan meminjam buku di perpustakaan.
Proses manajemen
didefinisikan sebagai aktivitas-aktivitas:
·
Perencanaan, formulasi terinci untuk mencapai suatu tujuan akhir
tertentu adalah aktivitas manajemen yang disebut perencanaan. Oleh karenanya,
perencanaan mensyaratkan penetapan tujuan dan identifikasi metode untuk
mencapai tujuan tersebut.
·
Pengendalian, perencanaan hanyalah setengah dari peretempuran.
Setelah suatu rencana dibuat, rencana tersebut harus diimplementasikan, dan
manajer serta pekerja harus memonitor pelaksanaannya untuk memastikan rencana
tersebut berjalan sebagaimana mestinya. Aktivitas manajerial untuk memonitor
pelaksanaan rencana dan melakukan tindakan korektif sesuai kebutuhan, disebut
kebutuhan.
·
Pengambilan Keputusan, proses pemilihan diantara berbagai
alternative disebut dengan proses pengambilan keputusan. Fungsi manajerial ini
merupakan jalinan antara perencanaan dan pengendalian. Manajer harus memilih
diantara beberapa tujuan dan metode untuk melaksanakan tujuan yang dipilih.
Hanya satu dari beberapa rencana yang dapat dipilih. Komentar serupa dapat
dibuat berkenaan dengan fungsi pengendalian.
0 komentar:
Posting Komentar